Minggu, 04 Oktober 2015

Tamu yang Pernah Hadir di Kampung Lawas

Posted by Unknown On 13.45.00 | No comments

- Walikota Surabaya
- Bambang Sulistomo
- Direktur Pelindo
- Rombongan Komunitas Wisata Surabaya
- Mahasiswa Ciputra
- Mahasiswa Petra
- Mahasiswa Unair
- Mahasiswa ITS

Perorangan :
- Tamu dari belanda
- Tamu dari Australia

Baju Khas Kampung Lawas

Posted by Unknown On 13.34.00 | No comments

















Tamu Kunjungan Pariwisata Kota Surabaya

Posted by Unknown On 11.19.00 | No comments








Kampung Wisata Sejarah

Posted by Unknown On 10.18.00 | No comments
1.       Sejarah makam mbah buyut suruh Kampung lawas maspati

Terdapat dua makam suami istri yaitu Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh, mereka adalah kakek dan neneknya Sawungaling. Pada jaman kerajaan mataram di Surabaya maspati adalah tempat para pemukiman para tumenggung  keraton, pada saat itu ada kekosongan tumengung di kerajaan mataram pihak keraton mengadakan sayembara untuk mengadakan pemilihan tumenggung saat itulah Sawungaling mendaftarkan diri mencalonkan dan akhirnya sawunggaling terpilih menjadi tumenggung karena kakek dan neneknya Sawungaling, Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh sudah tua maka kakek dan neneknya dibawa ke perumahan Tumenggung di Maspati. Masa hidupnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo Sentono menjadi panutan warga dan mempunyai rasa kepedulian sosial terhadap warga sekitar sehingga oleh warga beliau menjadi tumpuan harapan warga sekitar, setelah wafatnya akhirnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo Sentono dan dimakamkan di Maspati. Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh wafat sebelum masa kolonial belanda. Mbah Buyut Suruh dikenal oleh warga hingga sekarang sebagai pelopor yang mendirikan Maspati.




2.       Sejarah Tweede Inliandsche School atau Sekolah Ongko Loro atau Sekolah Angka Dua

Merupakan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar dengan masa pendidikan selama tiga tahun dan tersebar di seluruh pelosok desa, maksud dari pendidikan ini adalah dalam rangka memberantas buta huruf dan mampu berhitung. Bahasa pengantar adalah bahasa Daerah dengan Guru Tamatan dari HIK.
HIK Bahasa Belanda merupakan pelajaran pengetahuan dan bukan sebagai mata pelajaran pokok dan  sebagai bahasa pengantar. Namun setelah tamat sekolah ini muridbisa meneruskan pada Scbacel School selama 5 tahun yang nantinya akan sederajat dengan Hollandse Undische School.



3.       Rumah Raden Sumomiharjo

Raden Sumomiharjo adalah keturunan kraton solo yang dilahirkan di tanah percikan (tanah yang bebas pajak) di karang gebang ponorogo Jawa Timur. Pada waktu mudanya beliau pernah menjabat sebagai carik di Karang gebang Ponorogo. Dan di jaman colonial belanda raden sumomiharjo mencari pekerjaan di kota Surabaya dan di terima di pemerintahan colonial sebagai mantri kesehatan dan pada jaman tersebut beliau dikenal  warga sebagai ndoro mantri nyamuk karena sering membantu masyarakat menyembuhkan penyakit. Dan sebagai penyuluhan masrakat agar terhindar dari penyakit
Kraton solo pada waktu jaman koloneal belanda,memberikan pada keturunan solo tempat di karang gerbang ponorogo jatim tanah tersebut bebabas pajak,yg disebut tanah percikan.

4.       Markas Tentara


Rumah ini dibangun pada tahun 1907, dan pernah dijadikan markas tentara.


Kondisi Masing masing RT di Kampung Lawas Maspati
1. RT 1
 

2. RT 2

3. RT 3

4. RT 4
 
5. RT 5

6. Gapura RT 6










Tradisi Sejarah Kampung Lawas.
Kerja bakti setiap 1 minggu untuk membenai penghijaun.
Setiap ada tamu dan kunjungan memakai pakaian Khas Suroboyoan.


Produk Unggulan
1.       Markisa
-          Melihat buah markisanya
-          Cara membuat sirupnya
-          Sampai selesai dan hasilnya akan hidangkan
2.       Cincau
-          Cara memetik daunnya
-          Cara membuat minuman cincaunya samapai selesai

Lokasi Tempat markisa, di aula RT 6 dekat makam mbah buyut Soro.
Lokasi tempat membuat Cincau di rumah markas perang

Harga Becak 1-5  orang              Rp 25.000
Duta wisata   1 orang                 Rp 50.000
Tour bangunan kuno   @ 10.000





Minggu, 16 Agustus 2015

Festifal Kampung Lawas

Posted by Unknown On 21.52.00 | No comments



Minggu, 09 Agustus 2015

Kampung Lawas Maspati berada di tengah kota surabaya, 500 meter dari Monumen Tugu Pahlawan, kampung ini kampung yang mempunyai sejarah luar biasa. Kampung ini dikelilingi bangunan modern, tentu ada resikonya yang utama adalah salah satu objek pembuangan sampah dari bangunan tersebut, karena keguyuban warga yang mempunyai 350 KSK dan 1350 jiwa penduduk mepunyai keguyuban dan menjaga budaya kearifan lokal menjaga tradisi-tradisi kampung, sehingga kampung ini tetap bertahan. dulunya kampung ini pada waktu kerajaan Mataram dibuat pemukiman para temenggung adipati yang pada waktu itu dipimpin oleh Raden Fakih Kerajaan Mataram, ternyata sekarang masih menyisakan bangunan-bangunan dan barang-barang yang tersimpan rapi disimpan oleh warga. Kampung Wisata ini mempunyai keunggulan :
1. Bangunan Kuno yang masih berdiri kokoh
2. Barang-barang peninggalan sejarah masih disimpan rapi oleh warga
3. Penghijauan, pembibitan dan urban farming
4. Warga masih mempunyai tradisi-tradisi sejarah yang dijaga
5. Mempunyai agenda rutin setiap tahun di bulan mei yaitu Festifal Kampung Lawas Maspati
6. Ada penginapan kampung bagi para wisatawan

Berikut adalah Foto-foto barang-barang kuno dan Kegiatan Kampung Lawas Maspati


































PIAGAM PENGHARGAAN GREEN and CLEAN 2014

PIAGAM PENGHARGAAN GREEN and CLEAN 2014

Logo Kampung Lawas Maspati

Logo Kampung Lawas Maspati

JUARA 2 Kampung SAMBA 2014

JUARA 2 Kampung SAMBA 2014