1. Sejarah makam mbah buyut suruh Kampung
lawas maspati
Terdapat dua
makam suami istri yaitu Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh, mereka adalah
kakek dan neneknya Sawungaling. Pada jaman kerajaan mataram di Surabaya maspati
adalah tempat para pemukiman para tumenggung
keraton, pada saat itu ada kekosongan tumengung di kerajaan mataram
pihak keraton mengadakan sayembara untuk mengadakan pemilihan tumenggung saat
itulah Sawungaling mendaftarkan diri mencalonkan dan akhirnya sawunggaling
terpilih menjadi tumenggung karena kakek dan neneknya Sawungaling, Raden Karyo
Sentono dan Mbah Buyut Suruh sudah tua maka kakek dan neneknya dibawa ke
perumahan Tumenggung di Maspati. Masa hidupnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo
Sentono menjadi panutan warga dan mempunyai rasa kepedulian sosial terhadap
warga sekitar sehingga oleh warga beliau menjadi tumpuan harapan warga sekitar,
setelah wafatnya akhirnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo Sentono dan
dimakamkan di Maspati. Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh wafat sebelum
masa kolonial belanda. Mbah Buyut Suruh dikenal oleh warga hingga sekarang sebagai
pelopor yang mendirikan Maspati.
2.
Sejarah
Tweede Inliandsche School atau Sekolah Ongko Loro atau Sekolah Angka Dua
Merupakan
Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar dengan masa pendidikan selama tiga tahun dan
tersebar di seluruh pelosok desa, maksud dari pendidikan ini adalah dalam
rangka memberantas buta huruf dan mampu berhitung. Bahasa pengantar adalah
bahasa Daerah dengan Guru Tamatan dari HIK.
HIK Bahasa Belanda merupakan
pelajaran pengetahuan dan bukan sebagai mata pelajaran pokok dan sebagai bahasa pengantar. Namun setelah tamat
sekolah ini muridbisa meneruskan pada Scbacel School selama 5 tahun yang
nantinya akan sederajat dengan Hollandse Undische School.
3.
Rumah
Raden Sumomiharjo
Raden Sumomiharjo
adalah keturunan kraton solo yang dilahirkan di tanah percikan (tanah yang
bebas pajak) di karang gebang ponorogo Jawa Timur. Pada waktu mudanya beliau
pernah menjabat sebagai carik di Karang gebang Ponorogo. Dan di jaman colonial
belanda raden sumomiharjo mencari pekerjaan di kota Surabaya dan di terima di
pemerintahan colonial sebagai mantri kesehatan dan pada jaman tersebut beliau
dikenal warga sebagai ndoro mantri
nyamuk karena sering membantu masyarakat menyembuhkan penyakit. Dan sebagai
penyuluhan masrakat agar terhindar dari penyakit
Kraton solo pada waktu jaman
koloneal belanda,memberikan pada keturunan solo tempat di karang gerbang
ponorogo jatim tanah tersebut bebabas pajak,yg disebut tanah percikan.
4.
Markas
Tentara
Rumah ini dibangun
pada tahun 1907, dan pernah dijadikan markas tentara.
Kondisi Masing masing RT di Kampung Lawas Maspati
1. RT 1
2. RT 2
3. RT 3
4. RT 4
5. RT 5
6. Gapura RT 6
Tradisi Sejarah Kampung Lawas.
Kerja bakti setiap 1 minggu untuk
membenai penghijaun.
Setiap ada tamu dan kunjungan
memakai pakaian Khas Suroboyoan.
Produk Unggulan
1. Markisa
-
Melihat buah markisanya
-
Cara membuat sirupnya
-
Sampai selesai dan hasilnya akan hidangkan
2. Cincau
-
Cara memetik daunnya
-
Cara membuat minuman cincaunya samapai selesai
Lokasi Tempat
markisa, di aula RT 6 dekat makam mbah buyut Soro.
Lokasi tempat
membuat Cincau di rumah markas perang
Harga Becak
1-5 orang Rp 25.000
Duta wisata 1 orang Rp 50.000
Tour bangunan
kuno @ 10.000