TEMPO.CO, Surabaya-Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana mendesain ulang kampung yang dihuni oleh sebagian besar keluarga dan keturunan pejuang Surabaya. Nantinya kampung itu akan ditetapkan sebagai wisata baru dan dijadikan cagar budaya yang dilindungi.
"Saya sendiri yang akan mendesain tata kampungnya, sehingga nanti bisa dijadikan destinasi wisata kampung di Surabaya," kata Risma usai meresmikan Festival Kampung Lawas Maspati, Surabaya, Selasa, 26 Mei 2015.
Kampung Maspati terletak di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan tak jauh dari Tugu Pahlawan. Di kampung tersebut bangunan kuno masih tetap terjaga dan tak banyak berubah. Konon kampung itu dihuni oleh anak cucuk para pejuang Surabaya, termasuk rumah milik Raden Soemomiharjo, salah satu tokoh dari Keraton Surakarta yang biasa dipanggil Ndoro Manteri.
Menurut Risma, pengurus kampung diimbau bekerja sama dengan perusahaan badan usaha milik negara supaya bersedia menyalurkan dana sosialnya untuk penguatan ekonomi lokal warga. Dengan ekonomi yang kuat maka lahan kampung itu tidak akan diberikan kepada investor. "Kampung harus tetap jadi kampung, karena adanya kampung inilah Surabaya ada," katanya.
Adapun konsep kampung lawas yang diterapkan adalah masyarakat hidup bersama dan berdampingan, saling membantu dan gotong royong, sehingga suasana kampung tetap kuat dan sangat solid. “Nilai-nilai semacam itu hanya didapatkan di kampung,” kata Risma.
Disamping itu, di kampung lawas Surabaya masih banyak terdapat makanan khas Kota Pahlawan seperti semanggi, lontong balap, es janggelan, lontong kupang, dan rujak uleg. Konsep kampung lawas, kata Risma, menjadi promosi yang diminati oleh orang-orang manca negara ketika dirinya berkunjung ke luar negeri. “Ketika saya promosi itu, biasanya mereka langsung berdiri dan tepuk tangan,” kata dia.
Risma berharap wisata kampung lawas mampu menjadi destinasi wisata baru di Surabaya sehingga mampu menarik perhatian manca negara untuk berlibur di kota tersebut.
"Saya sendiri yang akan mendesain tata kampungnya, sehingga nanti bisa dijadikan destinasi wisata kampung di Surabaya," kata Risma usai meresmikan Festival Kampung Lawas Maspati, Surabaya, Selasa, 26 Mei 2015.
Kampung Maspati terletak di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan tak jauh dari Tugu Pahlawan. Di kampung tersebut bangunan kuno masih tetap terjaga dan tak banyak berubah. Konon kampung itu dihuni oleh anak cucuk para pejuang Surabaya, termasuk rumah milik Raden Soemomiharjo, salah satu tokoh dari Keraton Surakarta yang biasa dipanggil Ndoro Manteri.
Menurut Risma, pengurus kampung diimbau bekerja sama dengan perusahaan badan usaha milik negara supaya bersedia menyalurkan dana sosialnya untuk penguatan ekonomi lokal warga. Dengan ekonomi yang kuat maka lahan kampung itu tidak akan diberikan kepada investor. "Kampung harus tetap jadi kampung, karena adanya kampung inilah Surabaya ada," katanya.
Adapun konsep kampung lawas yang diterapkan adalah masyarakat hidup bersama dan berdampingan, saling membantu dan gotong royong, sehingga suasana kampung tetap kuat dan sangat solid. “Nilai-nilai semacam itu hanya didapatkan di kampung,” kata Risma.
Disamping itu, di kampung lawas Surabaya masih banyak terdapat makanan khas Kota Pahlawan seperti semanggi, lontong balap, es janggelan, lontong kupang, dan rujak uleg. Konsep kampung lawas, kata Risma, menjadi promosi yang diminati oleh orang-orang manca negara ketika dirinya berkunjung ke luar negeri. “Ketika saya promosi itu, biasanya mereka langsung berdiri dan tepuk tangan,” kata dia.
Risma berharap wisata kampung lawas mampu menjadi destinasi wisata baru di Surabaya sehingga mampu menarik perhatian manca negara untuk berlibur di kota tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar